Minggu, 08 April 2012

kepemimpinan ABU BAKAR SIDIQ

Biografi Khalifah Abu Bakar Ashidiq
Abu Bakar Ashidiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW golongan Assabiquunal awwaluun (orang-orang yang pertama masuk Islam). Abu Bakar lahir di Mekkah pada tahun 572 M dan wafat pada tanggal 23 Agustus 634/ 21 Jumadil Akhir 13 H. Abu Bakar merupakan keturunan Bani Tamim ( Attamimi ), suku bangsa Quraish. Setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar menjadi khalifah yang pertama Khulafaur Rasyidin pada tahun 632.

Ia bernama lengkap 'Abd Allah ibn 'Uthman ibn Amir ibn Amru ibn Ka'ab ibn Sa'ad ibn Taim ibn Murrah ibn Ka'ab ibn Lu'ai ibn Ghalib ibn Fihr al-Quraishi at-Tamimi'. Panggilan Abu Bakar Sidik ini sebenarnya adalah sebagai gelar saja. “Abu” artinya bapak, “Bakar” artinya dengan segera (beliau dinamai demikian karena beliau masuk Islam dengan segera, mendahului yang lain). Kemudian “Ash-Shiddiq”, artinya “yang amat membenarkan”. Karena beliau amat membenarkan berbagai pengalaman dan ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW, terutama peristiwa Isra Mi’raj. Ayahnya bernama Abu Quhafah bin Amir dan ibunya bernama Salma Ummul Khair.

Masuknya Abu Bakar menjadi pengikut Nabi SAW berpegaruh besar dalam Islam. Banyak tokoh-tokoh Quraisy yang berhasil untuk masuk Islam seperti Utsman bin Affan, Al-Zubayr, Talhah, Abdur Rahman bin Awf, Sa`d ibn Abi Waqqas, Umar ibn Masoan, Abu Ubaidah ibn al-Jarrah, Abdullah bin Abdul Asad, Abu Salma, Khalid bin Sa`id, dan Abu Hudhaifah bin al-Mughirah

Membukukan Alqur’an

Pada tahun 12 H., Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit agar mengumpulkan Al-Qur’an dari berbagai tempat penulisan, baik yang ditulis di kulit-kulit, dedaunan, maupun dari hafalan yang tersimpan dalam dada kaum muslimin. Peristiwa itu terjadi setelah para Qari’ penghafal Al-Qur’an banyak yang terbunuh dalam peperangan Yamamah. Zaid bin Tsabit pernah berkata, “Abu Bakar mengirim surat kepadaku tentang orang-orang yang terbunuh di perang Yamamah. Pada saat aku mendatanginya, aku melihat Umar bin Khathab berada disampingnya. Abu bakar lalu berkata, ‘Umar mendatangiku dan berkata, ‘Sesungguhnya banyak Qari’ penghafal Al-Qur’an yang telah gugur dalam peperangan Yamamah. Aku takut jika para Qari’ yang masih hidup, lalu di kamudian hari terbunuh dalam peperangan, akan mengakibatkan hilangnya sebagaian besar dari ayat Al-Qur’an. Menurut pendapatku, engkau harus menginstruksikan agar segera mengumpulkan dan membukukan Al-Qur’an.’Aku (Abu Bakar) bertanya kepada Umar, ‘Bagaimana aku melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan Rasulullah?’ Umar menjawab, “Demi Allah, ini adalah kebaikan!’” Dan Umar terus menuntut Abu Bakar hingga Allah melapangkan dadanya untuk segera melaksanakannya, akhirnya Abu Bakar pun setuju dengan pendapat Umar.

Zaid bin Tsabit berkata, “Kemudian Abu Bakar berkata kepadaku, ‘Engkau adalah seorang pemuda yang jenius, berakal, dan penuh amanah. Selain itu, engkau pun telah terbiasa menulis wahyu untuk Rasulullah, maka carilah seluruh ayat Al-Qur’an yang berserakan dan kumpulkanlah.’” Lalu, Zaid berkata pada dirinya sendiri, “Demi Allah, jika mereka memerintahkan aku untuk memikul gunung, tentulah lebih ringan bagiku daripada melaksanakan perintah Abu Bakar untuk mengumpulkan Al-Qur’an.” Kemudian Zaid bin Tsabit pun mulai mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur’an yang tertulis di daun-daunan, kulit, maupun dari hafalan para penghafal Al-Qur’an.

Sifat Dermawan

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Umar Bin Khathab, dia berkata, “Rasulullah menyuruh kami untuk mengeluarkan sedekah. Kebetulan saat itu aku sedang mamiliki harta. Lalu aku katakan, ‘Hari ini aku akan mengalahkan Abu Bakar dimana aku tidak pernah mengalahkan Abu Bakar sebelum ini. Aku datang kepada Rasulullah untuk menginfakkan sebagian dari harta milikku.’ Rasulullah bertanya kepadaku, ‘Lalu apa yang kamu sisakan untuk keluargamu?’ Aku katakan kepada Rasulullah bahwa aku meninggalkan (untuk keluargaku) seperti apa yang aku infakkan (masih tersisa setengah harta untuk keluargaku red-) Kemudian Abu Bakar datang kepada Rasulullah dengan menginfakkan seluruh hartanya. Rasulullah menanyakan padanya, ‘Lalu apa yang engkau sisakan untuk keluargamu?’ Abu Bakar menjawab, ‘Aku menyisakan untuk mereka Allah dan Rasulullah.’ Aku (Umar) berkata setelah itu bahwa aku tidak mungkin untuk mengalahkannya dalam segala hal untuk selamanya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi).

Di angkat menjadi khalifah

Selama masa sakit Rasulullah SAW saat menjelang ajalnya, dikatakan bahwa Abu Bakar ditunjuk untuk menjadi imam salat menggantikannya, banyak yang menganggap ini sebagai indikasi bahwa Abu Bakar akan menggantikan posisinya. Segera setelah kematiannya (632), dilakukan musyawarah di kalangan para pemuka kaum Anshar dan Muhajirin di Madinah, yang akhirnya menghasilkan penunjukan Abu Bakar sebagai pemimpin baru umat Islam atau khalifah Islam.

Apa yang terjadi saat musyawarah tersebut menjadi sumber perdebatan. Penunjukan Abu Bakar sebagai khalifah adalah subyek yang sangat kontroversial dan menjadi sumber perpecahan pertama dalam Islam, dimana umat Islam terpecah menjadi kaum Sunni dan Syi'ah. Di satu sisi kaum Syi'ah percaya bahwa seharusnya Ali bin Abi Thalib (menantu nabi Muhammad) yang menjadi pemimpin dan dipercayai ini adalah keputusan Rasulullah SAW sendiri sementara kaum sunni berpendapat bahwa Rasulullah SAW menolak untuk menunjuk penggantinya. Kaum sunni berargumen bahwa Rasulullah mengedepankan musyawarah untuk penunjukan pemimpin.sementara muslim syi'ah berpendapat kalau Rasulullah saw dalam hal-hal terkecil seperti sebelum dan sesudah makan, minum, tidur, dll, tidak pernah meninggal umatnya tanpa hidayah dan bimbingan apalagi masalah kepemimpinan umat terahir.dan juga banyak hadits di Sunni maupun Syi'ah tentang siapa khalifah sepeninggal Rasulullah saw, serta jumlah pemimpin islam yang dua belas. Terlepas dari kontroversi dan kebenaran pendapat masing-masing kaum tersebut, Ali sendiri secara academic menyatakan kesetiaannya (berbai'at) kepada Abu Bakar dan dua khalifah setelahnya (Umar bin Khattab dan Usman bin Affan). Kaum sunni menggambarkan pernyataan ini sebagai pernyataan yang antusias dan Ali menjadi pendukung setia Abu Bakar dan Umar. Sementara kaum syi'ah menggambarkan bahwa Ali melakukan baiat tersebut secara pro forma, mengingat beliau berbaiat setelah sepeninggal Fatimah istri beliau yang berbulan bulan lamanya dan setelah itu ia menunjukkan protes dengan menutup diri dari kehidupan publik.

Pemerintahan di Masa Abu Bakar

Pengangkatan Abu Bakar menjadi khalifah, pada satu sisi memberikan kemudahan tersendiri bagi berlanjutnya pemerintahan negara Madinah, namun pada sisi lain munculnya penolakan orang-orang Arab, terutama orang yang baru masuk Islam untuk memberikan bai’at kepada Abu Bakar, bahkan mereka menentang Islam. Hal ini tidak mengherankan karena mereka menganggap bahwa masuknya mereka kedalam Islam disebabkan oleh perjanian yang dibuat dengan Muhammad, dan dengan kematian beliau, maka batallah perjanjian tersebut. Mereka adalah para muallaf yang belum memahami prinsip-prinsip keimanan dan ajaran Islam yang lain, disebabkan belum cukup waktu bagi nabi yang sangat tidak mungkin dapat dijangkau oleh utusan agama yang datang pada mereka.

Pada masa awal pemerintahannya, Abu Bakar banyak menghadapi gangguan dari berbagai golongan, antara lain orang-orang murtad, golongan yang tidak mau membayar zakat, dan nabi palsu. Adanya orang-orang murtad ini disebabkan karena mereka belum memahami benar tentang Islam, mereka baru dalam taraf pengakuan, atau masuk Islam karena terpaksa. Sehingga ketika Rasulullah wafat, mereka langsung kembali kepada agama semula. Karena mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun lagi setelah pemimpinnya, Nabi Muhammad SAW meninggal dunia. Di samping itu mereka tidak dapat memisahkan antara agama dan Rasul pembawanya. Maka setelah meninggalnya Rasulullah, mereka tidak terikat lagi dengan agama Islam lalu kembali kepada ajaran agamanya semula.

Golongan orang yang tidak mau membayar zakat, kebanyakan berasal dari kabilah yang banyak yang tinggal di kota Madinah, seperti Bani Gathfan , Bani Bakar, dan lain-lain. Mereka beranggapan bahwa membayar zakat hanya kepada Nabi Muhammad, dan setelah Nabi wafat, maka tidak ada lagi kewajiban untuk membayar zakat.

Sedangkan orang-orang yang mengaku sebagai nabi, sudah mulai muncul pada hari-hari terakhir kehidupan Nabi Muhammad, walaupun mereka masih menyembunyikan tujuan mereka sebenarnya.Namun setelah Nabi Muhammad wafat, mereka semakin berani menunjukkan keinginan mereka, sebagai pengacau dan nabi-nabi palsu.Untuk mengatasi kekacauan tersebut, khalifah Abu Bakar bermusyawarah dengan para sahabat, tindakan apa yang harus dilakukan. Akhirnya dengan kesepakatan bersama, semua golongan yang telah menyeleweng itu harus diperangi, salah satunya adalah perang Riddah, sampai mereka mau kembali kepada kebenaran.

Perang Riddah

Dalam perang Ridda peperangan terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW. Musailamah kemudian dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.Perang Riddah (perang melawan kemurtadan) pun berjalan alot. Di bawah kepemimpinan Khalid ibnu Walid, akhirnya perang dapat diakhiri dengan kemenangan ditangan pemerintahan Abu Bakar. Namun akibat yang muncul adalah tewasnya banyak diantara sahabat yang hafal Al-Qur’an (Qori) karena keikut sertaan mereka dalam perang tersebut. Mereka adalah penghafal bagian-bagian Al-Qur’an. Melihat situasi ini, Umar merasa cemas karena mungkin makin bertamnya para Qori yang tewas akan menghilangkan sebagian Al-Qur’an. dengan alasan inilah akhirnya Umar mengusulkan kepada Abu Bakar untuk membukukan Al-Qur’an.Abu Bakar pada mulanya tidak setuju dengan usulan tersebut, karena tidak ada otoritas dari nabi untuk membukukan Al-Qur’an, namun kemudian ia setuju dan memberikan tugas tersebut kepada Zaid bin Tsabit untuk menuliskannya.

Ekspansi Islam

Perilaku politik lain yang di jalankan Abu Bakar adalah melakukan ekspansi. Ada dua ekspansi yang dilakukan Abu Bakar, yaitu :

  1. Ekspansi ke wilayah Persia di bawah pimpinan Khalid bin Walid . Dalam ekspansi ini (tahun 634 M), pasukan Islam dapat menguasai dan menaklukkan Hirah, sebuah kerajaan Arab yang loyal kepada Kisra di Persia. Daerah ini merupakan penyebaran bangsa Arab dari selatan, namun mereka dijadikan pintu masuk penyebaran islam ke wilayah di belahan timur dan utara. 
  2. Ekspansi ke Romawi di bawah empat panglima perang, yaitu Ubaidah, Amr bin Ash, Yazid ibn Sufyan dan Syurahbil. Ekspansi ke wilayah Romawi yakni kerajaan Ghassaniyah, yang merupakan daerah protektorat Romawi dan menjadi benteng pertahanan dari serbuan Persia.
Prestasi Abu Bakar Selama menjadi Khalifah

Prestasi Abu Bakar Pada Masa Pemerintahannya dalam jangka waktu dua tahun tiga bulan bangsa-bangsa yang memberontak itu dapat kembali tenang dan menjadi bangsa bersatu yang kuat, disegani dan berwibawa, yang akhirnya malah dapat menerobos dua imperium besar yang ketika itu menguasai dunia dan menentukan arah kebudayaannya. Kedaulatan ini pula yang kemudian mengemban peradaban di dunia selama berabad-abad sesudahnya. Adapun prestasi yang lain yang ditempuh pada masa pemerintahan Abu Bakar adalah :
1. Perbaikan sosial (masyarakat)
2. Pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an
3. Perluasan dan penyebaran agama Islam
4. Menghadapi orang murtad dan orang yang tidak membayar zakat
5. Memberantas orang-orang yang menganggapnya beliau sebagai nabi.

Wafat
Khalifah Abu Bakar ra. meniggal dunia pada hari Senin, 23 agustus 624 M setelah lebih kurang 15 hari terbaring di tempat tidur. Dia berusia 63 tahun dan kekhalifahannya berlangsung 2 tahun 3 bulan 11 hari.

Abu Bakar memimpin sebagai khalifah selama dua tahun tiga bulan. Beliau wafat pada umar 63 tahun. Di antara wasiat Abu Bakar kepada Aisyah, “Aku tidak meninggalkan harta untuk kalian kecuali hewan yang sedang hamil, serta budak yang selalu membantu kita membuat pedang kaum muslimin. Oleh karena itu, jika aku wafat, tolong berikan seluruhnya kepada Umar.” Ketika Aisyah menunaikan wasiat itu kepada Umar, maka Umar berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Bakar. Sesungguhnya dia telah membuat kesulitan (untuk mengikutinya) bagi orang-orang yang menjadi khalifah setelahnya.”

Beliau dimakamkan berdampingan dengan makam Rasulullah yang terletak di kamar Aisyah. Beliau pun di shalatkan oleh Umar bin Khathab.

Selasa, 03 April 2012

MSDM





 
Makalah
MSDM
logo unisi terbaru.jpgPEMELIHARAAN HUBUNGAN KERJA






OLEH:

Kelompok 9 :
1.       Marzuki
2.      Nur lela
3.      Rita astuti
4.      Sarno budi santoso

Dosen pembimbing :  M.SALEH.SP

Program study S1
Agribisnis
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRI (U N I S I )





 

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Memelihara dan menjaga hubungan yang baik antara pekerja dengan pengusaha akan meningkatkan produktifitas suatu perusahaan. Hal inilahyang disebut pemeliharaan hubungan kerja dalam perusahaan. Suatu perusahaan harus memelihara hubungan yang baik diantara semua pihakyang berkaitan.Maka dari itu akan digambarkan tentang materi pemeliharaan hubungan kerja pada makalah ini. Selain itu latar belakang penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas individu yang kemudian akan digabungkan dengan berbagai materi lain yang menjadi makalah. Tugas yang di berikan kepada mahasiswa/i program studi Manajemen Sumber Daya Manusia dalam memenuhi kriteria pemberian nilai mata kuliah Strategi Pengembangan SDM..
B.     Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi berkenaan dengan konsep pemeliharaan hubungan kerja di dalam sudut pandang SDM. Sehingga dapat diharapkan pembaca dapat memahami teori tentang Pemeliharaan Hubungan Kerja dengan jelas.






BAB II
PEMBAHASAN


A.     Pengertian pemeliharaan hubungan kerja

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja sama sampai pensium. Pemeliharaan yang baik dilakukan dengan program kesejahteraan yang berdasarkan kebutuhan sebagian besar karyawan serta berpedoman kepada internal dan eksternal konsitensi. Hubungan keja adalah merupakan suatu hubungan yang timbul antara pekerja dan pengusaha setelah diadakan perjanjian sebelumnya oleh pihak yang bersangkutan. Pekerja.
Menyatakan kesangupan untuk bekerja pada pengusaha dengan menerima upah dan sebaliknya pengusaha menyatakan pula kesanggupannya untuk mempekerjakan pekerja dengan membayar upah. Dengan demikian hubungan kerja yang terjadi antara pekerja dan pengusaha adalah merupakan bentuk perjanjian kerja yang pada dasarnya memuat hak dan kewajiban masing-masing pihak.Jadi pemeliharaan hubungan kerja adalah kegiatan untuk memelihara atau untuk meningkatkan hubungan antara pekerja dan pengusaha setelah diadakan perjanjian sebelumnya oleh pihak yang bersangkutan.

Di dalam pemeliharan hubungan kerja, terdapat tiga unsur yaitu:
a.               Kerja Didalam hubungan kerja harus ada pekerja tertentu sesuai perjanjian karena itulah hubungan ini dinamakan hubungan kerja.
b.              Upah Setiap hubungna kerja selalu menimbulkan hak dan kewajiban diantara kedua belah pihak dengan berimbang. Dalam hubungan kerjaupah adalah merupakan salah satu unsur pokok yang menandai adanya hubungan kerja. Pengusaha berkewajiban membayar upah dan pekerja berhak atas upah dari pekerja yang dilakukannya.
c.               Perintah Didalam hubungan kerja harus ada unsur perintah yang artinya yang satu pihak berhak memberikan perintah dan pihak yang lain berkewajiban melaksanakan perintah. Dalam hal ini pengusaha berhak memberikan perintah kepada pekerja dan pekerja berkewajiban mentaati perintah tersebut.

B.      Pengaturan pemeliharaan hubungan kerja

Hubungan kerja diatur dalam suatu perjanjian kerja yang disetujui oleh kedua belah pihak. Perjanjian kerja tidak harus secara tertulis, artinyaperjanjian juga dapat dibuat secara lisan. Namun demikian untuk perjanjian kerja tertentu diharuskan membuat secara tertulis, contoh perjanjian hubungan kerja sebagai berikut:
a.       Perjanjian Kerja Laut (PKL)Perjanjian kerja laut dibuat antara awak kapal dengan perusahaan atau dengan nahkoda yang mewakili pengusaha. Perjanjian kerja iniharus dibuat secara tertulis dan tidak sah apabila hanya secara lisan.
b.       Perjanjian Kerja Antara Kerja Antar Negara (AKAN)Perjanjian kerja antara kerja antar  negara dibuat antara perusahaan pengerah tenaga kerja dengan tenaga kerja yang dikirim keluar  negeri. Perjanjian ini harus dibuat secara tertulis dan tidak bolehsecara lisan. Hal ini dimaksudkan agar persyaratan-persyaratan yang rumit dapat dituangkan secara tertulis dan diketahui oleh semuapihak.
c.       Perjanjian Kerja Antara Kerja Antar Daerah (AKAD)Perjanjian ini dibuat antara tenaga kerja dengan perusahaan pemakaiyang memuat persyaratan-persyaratan baik dalam pengerahan maupun yang berlaku sewaktu pekerja sudah bekerja. Perjanjian kerjaini diwajibkan dibuat secara tertulis.
d.       Perjanjian Kerja untuk waktu tertentu (Kontrak)Perjanjian ini dibuat antara pekerja dengan perusahaan yang memuat persyaratan dan kondis didalam bekerja. Perjanjian kerja ini harusdibuat secara tertulis agar tidak rancu dengan perrjanjian kerja untukwaktu tidak tertentu.


C.     Tujuan pemeliharaan hubungan kerja

1.              Untuk  meningkatkan  produktivitas  kerja  karyawan.
2.              Meningkatkan disiplin dan  menurunkan absensi  karyawan.
3.              Meningkatkan  loyalitas dan  menurunkan  turn-over  karyawan.
4.              Memberikan  ketenangan, keamanan, dan  kesehatan  karyawan.
5.              Meningkatkan  kesejahteraan  karyawan dan  keluarganya.
6.              Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap  karyawan.
7.              Mengurangi  konflik  serta  menciptakan  suasana yang  harmonis.
8.              Mengefektifkan  pengadaan  karyawan.


D. Asas-asas Pemeliharaan hubungan kerja
a.       Asas Manfaat dan Efesiensi Pemeliharaan yang dilakukan harus efesien dan memberikan manfaat yang optimal bagi perusahaan dan karyawan. Pemeliharaan ini hendaknya meningkatkan prestasi kerja, keamanan, kesehatan, danloyalitas karyawan dalam mencapai tujuan. Asas ini harus deprogram dengan baik supaya tidak sia-sia.
b.       Asas Kebutuhan dan Kepuasan Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menjadi dasar program pemeliharaan karyawan. Asas ini penting supaya tujuan pemeliharaan, kesehatan, dan sikap karyawan baik, sehingga mereka mau bekerja secara efektif dan efesien menunjuang tercapainya tujuan perusahaan
c.       Asas Keadilan dan KelayakanKeadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan asas program pemeliharaan karyawan. Karena keadilan dan kelayakan akan menciptakan ketenangan dan konsentrasi karyawan terhadap tugas-tugasnya, sehingga disiplin, kerja sama, dan semangat kerjanya meningkat. Dengan asas ini diharapkan tujuan pemberian pemeliharaan akan tercapai.
d.      Asas Peraturan LegalPeraturan-peraturan legal yang bersumber dari undang-undang, Keppres, dan keputusan mentri harus dijadikan asas program pemeliharaan karyawan. Hal ini penting untuk menghindari konflik dan intervensi serikat buruh dan pemerintah.
e.       Asas Kemampuan Perusahaan Kemampuan perusahaan menjadi pedoman dan asas program pemeliharaan kesejahteraan karyawan.Jangan sampai terjadi pelaksanaan pemeliharaan karyawan yang mengakibatkan hancurnya perusahaan.Dalam pemeliharaan hubungan kerja dibutuhkan strategi dalam pelaksanaannya, pemilihan metode yang tepat sangat penting, supaya pelaksanaannya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi perusahaan. Manajer yang cakap akan menerapkan metode yang sesuaidan efektif dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Pemeliharaan keamanan,kesehatan, dan sikap loyal karyawan hendaknya dengan metode yang efektif dan efesien supaya tercapai manfaat yang optimal.






BAB III
PENUTUP

A.          Kesimpulan

Kesimpulan Dalam pemeliharaan hubungan kerja dibutuhkan strategi dalam pelaksanaannya, pemilihan metode yang tepat sangat penting, supaya pelaksanaannya efektif dalam mendukung tercapainya tujuan organisasi perusahaan. Manajer yang cakap akan menerapkan metode yang sesuaidan efektif dalam pelaksanaan tugas-tugasnya. Pemeliharaan keamanan,kesehatan, dan sikap loyal karyawan hendaknya dengan metode yang efektif dan efesien supaya tercapai manfaat yang optimal

B.     Saran

 Demikianlah makalah ini kami buat semoga dapat bermanfaat bagi pembaca namun penulis juga menyadari bahwa masih banyak kesalaha-kesalahan yang terdapat pada makalah ini oleh karena itu kami masih sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.









DAFTAR PUSTAKA

Mas Aab.Pemeliharaan Hubungan Kerja http://cirebon-indramayu.blogspot.com/2009/11/ teori-pemeliharaan-hubungan kerja-dalam.html. Donwload: Minggu,3Juli2011 pukul4:16 PM.







KATA PEGANTAR

Puji sukur penulis ucapkan kehadira AllahSWT yang telah melimpahkan kaunianya kepada penulis sehingga penulis dapatmenyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul pemeliharaan hubungan kerja.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti proses kegiatan belajar d kelas sekaligus sebagai tugas bagi penulis untuk menambah ilmu pengetahuan penulis sendiri dan pembaca makalah ini
Kemudian penulis tidak lupa mengucapkan ribuan terimakasih kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini terutama kedua orang tua penulis sendiri yang telah memfasilitasi semua keperluan penulis dalam pembuatan karya ilmiah ini sehingga penulis mampu menyelesaikan karya imiah ini.
                                                               
Tembilahan,25 maret 2012



Tim penulis






DAFTAR ISI

Kata pengantar                              :                                                                                          
Daftar isi                                       :                                                                                          
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang                   :                                                                                          
B.     Tujuan penelitian
BAB II PEMBAHASAN             :                                                                                          
BAB V PENUTUP                       :