KATA
PEGANTAR
Puji
sukur penulis ucapkan kehadira AllahSWT yang telah melimpahkan kaunianya kepada
penulis sehingga penulis dapatmenyelesaikan penyusunan makalah ini dengan judul “TANAMAN KAKAO”
Penulisan
makalah ini merupakan salah satu persyaratan untuk dapat mengikuti proses
kegiatan belajar d kelas sekaligus sebagai tugas bagi penulis untuk menambah
ilmu pengetahuan penulis sendiri dan pembaca makalah ini
Kemudian
penulis tidak lupa mengucapkan ribuan terimakasih kepada semua pihak yang telah
ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini terutama kedua orang tua
penulis sendiri yang telah memfasilitasi semua keperluan penulis dalam
pembuatan karya ilmiah ini sehingga penulis mampu menyelesaikan karya imiah
ini.
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tanaman
Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor
tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan
hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta
faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan
kualitas akan rendah.
Sebagai
tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah
diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan
naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik,pengembangan tanaman kakao akan
sulit diharapkan keberhasilannya. Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan,
serta penggunaan tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal
penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya kakao.
PT.
Natural Nusantara berusaha membantu petani kakao agar mampu meningkatkan
produktivitasnya agar dapat bersaing di era globalisasi dengan program
peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas, berdasarkan konsep
kelestarian lingkungan (Aspek K-3).
BAB II
PEMBAHASAN
Persiapan Lahan
ü Bersihkan
alang-alang dan gulma lainnya
ü Gunakan
tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti
Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C.
caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan
ü Gunakan
juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini
ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi
hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3)
ü
Pembibitan
ü Biji
kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman
yang telah cukup umur
ü Sebelum
dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu
gosok
ü Karena
biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera
dikecambahkan
ü Pengecambahan
dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari
ü Siapkan
polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan
ü Campurkan
tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag
ü Sebelum
kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap
polibag
ü Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3
hari berkecambah lebih 50%
ü Jarak
antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm
ü Tinggi
naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu
banyak
ü Penyiraman
bibit dilakukan 1-2 kali sehari
ü Penyiangan
gulma melihat keadaan areal pembibitan
ü Pemupukan
dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1
gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan
dengan cara ditugal
ü Siramkan
POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau
semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali
ü Penjarangan
atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan
ü Amati
hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat
jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut
semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30
gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan
Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada
masing-masing pohon.
Penanaman
a. Pengajiran
a. Pengajiran
-
Ajir dibuat dari bambu tinggi 80 - 100 cm
-
Pasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnya
-
Untuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama
b. Lubang Tanam
-
Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujan
-
Berikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5
gram per lubang
c. Tanam Bibit
c. Tanam Bibit
·
Pada saat bibit kakao ditanam pohon
naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahun
·
Penanaman kakao dengan system tumpang sari
tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapa
·
Bibit dipindahkan ke lapangan sesuai
dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao
Lindak umur 4-5 bulan
·
Penanaman saat hujan sudah cukup dan
persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak
tengah membentuk daun muda (flush)
Pemeliharaan Tanaman
a) Penyiraman
dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon.
b) Dibuat
lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang
Pengendalian Hama & Penyakit
a. Ulat Kilan ( Hyposidea infixaria; Famili :
Geometridae ), menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat
mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA
dosis 5 - 10 cc / liter.
b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia :
Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian
dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke
4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat
kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan
Carcelia spp, semprot PESTONA.
c. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan
dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup
maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling
bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat
kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan,
Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan
PESTONA.
d. Kutu - kutuan ( Pseudococcus lilacinus ),
kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi
pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian
buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati.
Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami
predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR
30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
Pemangkasan
·
Pemangkasan ditujukan pada pembentukan
cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga
dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik.
Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :
·
Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun
setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan
meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris.
·
Pangkas Pemeliharaan, bertujuan
mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan
tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.
·
Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar
dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk.
Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim
hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.
·
Pangkas Restorasi, memotong bagian
tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side
budding.
Panen
Saat
petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan
terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah
dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan
merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini
dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik
umur 5,5 - 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah
dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan
dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan
memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan
dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.
Pengolahan Hasil
Fermentasi,
tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp,
menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan
cita rasa yang enak.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Tanaman
Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Sebagai tananam
yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah diperoleh lahan
yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa
persiapan naungan yang baik,pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan
keberhasilannya. Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan
tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting yang perlu
diperhatikan dalam budidaya kakao. Hal ini berkaitan pula dengan pembukaan
stomata yang lebih besar bila cahaya matahari yang diterima lebih banyak.
Air dan hara
Air
dan hara merupakan faktor penentu bila mana kakao akan ditanam dengan sistem
tanpa tanaman pelindung sehingga terus menerus mendapat sinar atahari secara
penuh.
Naungan
Pembibitan
kakao membutuhkan naungan, karena benih kakao akan lebih lambat pertumbuhannya
pada pencahayaan sinar matahari penuh. Penanaman kakao tanpa pelindung saat ini
giat diteliti dan diamati karena berhubungan dengan biaya penanaman maupun
pemeliharaan. Penanaman dilakukan dipagi
hari
pada musim hujan tenyata lebih baik hasilnya kalau sore/malam harinya hujan
turun dibandingkan dengan jika hujan yang turun 2 hari kemudian. Dengan
demikian, air dan hara memang merupak faktor penentu bila mana cahaya matahari
dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi pertanaman kakao.
Tanah
Kakao
dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, asalkan persyaratan kimia dan fisik
yang berperan dalam pertumbuhan dan produksi tanaman kakao terpenuhi.
Kemasaman
tanah, kadar zat organik, unsur hara, kapasitas adsorbsi, dan kejenuhan basa
merupakan sifat kimia yang perlu diperhatikan, sementara faktor fisiknya adalah
kedalaman efektif,tinggi permukan air tanah, drainse, struktur dan konsesntensi
tanah. Selain itu kemiringan lahan juga merupakan sifat fisik yang mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi kakao.
Sifat
kimia
Tanaman
kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki masaman pH 6-7.5 tidak
lebih tinggi dari 8, serta tidak lebih rendah dari 8.
Bahan organik tanah
Kadar
zat organik yang tinggi akan meningkatkan laju pertumbuhan pada masa sebelum
panen. Untuk itu zatorganik pada lapisan tanah setebal 0-15 cm sebaiknya lebih
dari 3 persen. Kadar tersebut setara dengan 1.75 persen unsur karbon yang dapat
menyediakan hara dan air serta struktur tanah yang gembur.
Sortasi,
untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat
mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%,
serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.
DAFTAR PUSTAKA
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan biotan 28 untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro