Selasa, 20 Desember 2011

karya ilmiah

KATA PEGANTAR


Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunianya
saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas Karya Ilmiah  InI. Tidak lupa juga Saya ucapkan terima kasih kepada dosen  yang telah membimbing Saya agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun karya tulis ilmiah Ini.
Karya Ilmiah Ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang pegelolaan peyakit tanaman dalam system pertanian berlanjutan, yang Saya sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh Saya dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri Saya maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya Karya Ilmiah  ini dapat terselesaikan.
semoga Karya Ilmiah Saya Dapat bermanfaat bagi Para Mahasiswa, Pelajar, Umum Khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang membaca Karya Tulis Saya ini, Dan  Mudah mudahan Juga  dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca . Walaupun Karya Ilmiah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.


             













BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG MASALAH
KERUGIAN AKIBAT HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN

  • Kehilangan hasil akibat penyakit tumbuhan rata-rata mencapai 11.8% dan karena hama mencapai 12,2 % pada berbagai tanaman penting di seluruh dunia.

  • Kehilangan hasil akibat gangguan penyakit pada tanaman padi rata-rata mencapai 15,1 % dari potensi hasilnya, dengan kerugian di seluruh dunia mencapai 33 milyar USD selama 1988-1990.


PERTANIAN BERKELANJUTAN


Awalnya, tahun 1980, istilah “sustainable agriculture” atau diterjemahkan menjadi ‘pertanian berkelanjutan’ digunakan untuk menggambarkan suatu sistem pertanian alternatif berdasarkan pada konservasi sumberdaya dan kualitas kehidupan di pedesaan. Sistem pertanian berkelanjutan ditujukan untuk mengurangi kerusakan lingkungan, mempertahankan produktivitas pertanian, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan stabilitas dan kualitas kehidupan masyarakat di pedesaan.
Tiga indikator besar yang dapat dilihat:

1.Lingkungannya lestari
2.Ekonominya meningkat (sejahtera)
3.Secara sosial diterima oleh masyarakat petani.


PHT DAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN

PHT adalah suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang terlanjutkan. Sasaran PHT adalah : 1) produktivitas pertanian yang mantap dan tinggi, 2) penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat, 3) populasi OPT dan kerusakan tanaman karena serangannya tetap berada pa­da aras yang secara ekonomis tidak merugikan, dan 4) pengurangan risiko pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida. Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel semua teknik atau metoda pengendalian OPT didasarkan pada asas ekologi dan ekonomi.
PHT adalah sistem pengendalian OPT yang merupakan bagian dari sistem pertanian berkelanjutan.

PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT) UNTUK  PENYAKIT  TANAMAN

Kegiatan pengendalian penyakit pada tanaman berdasarkan prinsip Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dimulai dari masa pra-tanam sampai panen, bahkan rekomendasi.

pengendalian pada beberapa jenis tanaman juga menyangkut pascapanen. Dalam pelaksanaan pengendalian pada setiap fase tumbuh tanaman, dimulai dari analisa ekosistem, pengamatan penyakit dan pengambilan keputusan apakah akan dilakukan tindakan pengendalian atau tidak. Sebelum dilakukan tindakan pengendalian, perlu diadakan pengamatan terhadap penyakit. Pada setiap fase pertumbuhan tanaman, seharusnya telah diketahui penyakit apakah yang biasanya mengganggu tanaman. Hal demikian ini agar memudahkan dalam melakukan monitoring penyakitnya. Penggunaan fungisida hanya bila perlu .


PRINSIP PENGELOLAAN PENYAKIT TUMBUHAN

  • Pada prinsipnya, untuk mengelola penyakit tumbuhan ada strategi dan ada taktik yang dapat digunakan.


  • Taktik dipakai untuk mencapai tujuan berdasar strategi yang dicanangkan.


  • Secara umum, ada tiga strategi yang dapat dilakukan untuk pengendalian penyakit tumbuhan yaitu :

(1) strategi untuk mengurangi inokulum awal,
(2) strategi untuk mengurangi laju infeksi, dan
(3) strategi untuk mengurangi lamanya epidemi.
(4)Sedangkan taktik pada prinsipnya ada enam, yaitu avoidan, ekslusi,      eradikasi, proteksi, resistensi, dan terapi.



PHT DAN SISTEM PERTANIAN BERKELANJUTAN


PHT adalah suatu cara pendekatan atau cara berfikir tentang pengendalian OPT yang didasarkan pada pertimbangan ekologi dan efisiensi ekonomi dalam rangka pengelolaan agroekosistem yang berwawasan lingkungan yang terlanjutkan. Sasaran PHT adalah : 1) produktivitas pertanian yang mantap dan tinggi, 2) penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat, 3) populasi OPT dan kerusakan tanaman karena serangannya tetap berada pa­da aras yang secara ekonomis tidak merugikan, dan 4) pengurangan risiko pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida. Strategi PHT adalah memadukan secara kompatibel semua teknik atau metoda pengendalian OPT didasarkan pada asas ekologi dan ekonomi.
PHT adalah sistem pengendalian OPT yang merupakan bagian dari sistem pertanian berkelanjutan


PENGELOLAAN HAMA TERPADU (PHT) UNTUK  PENYAKIT  TANAMAN

Kegiatan pengendalian penyakit pada tanaman berdasarkan prinsip Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dimulai dari masa pra-tanam sampai panen, bahkan rekomendasi pengendalian pada beberapa jenis tanaman juga menyangkut pascapanen. Dalam pelaksanaan pengendalian pada setiap fase tumbuh tanaman, dimulai dari analisa ekosistem, pengamatan penyakit dan pengambilan keputusan apakah akan dilakukan tindakan pengendalian atau tidak. Sebelum dilakukan tindakan pengendalian, perlu diadakan pengamatan terhadap penyakit. Pada setiap fase pertumbuhan tanaman, seharusnya telah diketahui penyakit apakah yang biasanya mengganggu tanaman. Hal demikian ini agar memudahkan dalam melakukan monitoring penyakitnya. Penggunaan fungisida hanya bila perlu .



B. IDENTIFIKASI MASALAH
     Berdasarkan latar belakang masalah, masalah – masalah yang muncul dapat di identifikasi sebagai berikut :
  • Banyaknya masyarakat belum mengetahui  Penerapan pengelolaan hama terpadu (PHT) dalam pengendalian penyakit tumbuhan ?

  • Kerugian akibat hama dan penyakit pada tumbuhan ? 

  • bagaiamana cara penerapan PHT dalam pengendalian penyakit PHT dan sistem pertanian yang berkelanjuta ?  
C. TUJUAN       Penulisan karya tulis ini bertujuan :


  • Agar Banyaknya masyarakat dapat mengetahui cara penerpan pengelolan hama terpadu. 

  • Agar dapat mengurangi kerugian akibat dari hama dan penyakit pada tumbuhan. 

  • Lebih dapat mengetahaui prinsip pengelolaan peyakit tummbuhan.











BAB II

PEMBAHASAN
PENGENDALIAN PENYAKIT TUMBUHAN

  • Lebih bertumpu pada penggunaan fungisida

  • Pengendalian menggunakan fungisida secara berjadwal atau tergantung cuaca

  • Pemilihan varietas tanaman lebih ditujukan untuk produksi dan pasar, bukan karena ketahanannya terhadap OPT

  • Sisa tanaman sakit dibersihkan seadanya, bukan benar-benar ditujukan untuk merendahkan jumlah propagul.

  • Belum banyak petani yang membuat perencanaan pengelolaan OPT mulai awal sebelum dilakukan praktek penanaman.


PESTISIDA UNTUK PENGENDALIAN PENYEBAB PENYAKIT
           Penggunaan pestisida untuk pengendalian penyakit :

  • Fungisida untuk jamur jumlahnya cukup banyak:

  • Nematisida  untuk nematoda  beberapa saja

  • Bakterisida  untuk bakteri beberapa saja

  • Algisida untuk Algae sangat sedikit jumlahnya

  • Racun untuk Tanaman Tinggi Parasit

PERMASALAHAN PENERAPAN PHT DALAM PENGENDALIAN PENYAKIT

  • Faktor penyakit yang renik dan gejala yang mirip-mirip menyebabkan diagnosis penyakit dan deteksi dini lebih sukar dikuasai kebanyakan petani

  • Pemahaman petani terhadap aspek yang menyangkut perilaku patogen dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan patogen.

  • Penerapan PHT yang berhasil hanya pada beberapa komoditas unggulan, belum menyangkut banyak komoditas yang terus berkembang di masyarakat.

  • Buku-buku petunjuk untuk PHT lebih banyak menekankan pada aspek hama, ekosistem, musuh alami hama dibandingkan pada masalah penyakit.



BEBERAPA SOLUSI

  • Insentif bagi petani yang menerapkan PHT

  • Keberpihakan pemerintah lebih diperbesar untuk meningkatkan pendidikan dan    penyediaan sarana/prasarana bagi petani di pedesaan

  • Faktor informasi à dapat didekati dengan informasi yang atraktif, sederhana dan mudah dimengerti, up to date, mudah diakses.

a).Buku-buku masuk desa dan Perpustakaan keliling


b).Klinik tumbuhan masuk desa

c).Internet masuk desa
































BAB III
KESIMPULAN

  • Penerapan Pengelolaan Hama Terpadu (PHT) dalam pengendalian penyakit tumbuhan merupakan bagian dari kegiatan dalam sistem pertanian berkelanjutan.

  • Permasalahan yang dihadapi petani dalam penerapan PHT untuk pengendalian penyakit tumbuhan masih banyak, sehingga perlu uluran tangan pemerintah lebih besar lagi untuk menyelesaikan berbagai masalah tersebut.

  • Perlu dibangun sistem jaringan informasi berbasis web di pedesaan agar petani menjadi lebih mampu dalam menerapkan PHT, yang pada akhirnya akan tercapai pertanian berkelanjutan yang diharapkan bersama.



DAFTAR PUSTAKA
Abadi, A.L. 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Buku3. Bayumedia Publishing.

Abadi, A. L. 2005. Permasalahan Dalam Penerapan Sistem Pengendalian Hama Terpadu
Perlindungan Tanaman Indonesia No. 6 (1): 1-8.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar